iklan jual beli mobil

Pasar Mobil Terpuruk, BEV Malah Melonjak 300%, Vinfast Jawab Keraguan Konsumen dengan Cara Inovatif

OTOJATIM – Pasar otomotif Indonesia pada 2025 memperlihatkan dinamika unik. Meski penjualan mobil secara keseluruhan mengalami penurunan, segmen kendaraan listrik justru mencatat pertumbuhan spektakuler. Data terbaru menunjukkan polarisasi yang tajam antara kendaraan konvensional dan listrik.
Davy J Tuilan, Sales & Network Director Vinfast Automobile Indonesia saat pembukaan Dealer Vinfast Kertajaya Surabaya (9 Agustus 2025)
Davy J Tuilan, Sales & Network Director Vinfast Automobile Indonesia, menyampaikan fakta krusial dalam soft opening dealer Vinfast Kertajaya Surabaya. Total penjualan mobil Januari-Juni 2025 mencapai 375.000 unit. Angka ini turun 8,6% dibanding periode sama 2024 yang mencatat 410.000 unit. Namun, di tengah kontraksi itu, penjualan Battery Electric Vehicle (BEV) melesat.

"Sampai Juni tahun ini, BEV terjual 36.000 unit. Tahun lalu, di periode sama, baru 12.000 unit. Artinya, industri turun 8,6%, tapi BEV naik 300%. Ini sangat dinamis," ujar Tuilan.

Kenaikan drastis ini, menurut Tuilan, menandakan perubahan pola pikir konsumen. Masyarakat Indonesia mulai mempertimbangkan manfaat dan tantangan kepemilikan mobil listrik dengan lebih matang. Keuntungan utamanya jelas: biaya operasional rendah dan dampak positif bagi lingkungan.

"Ada keuntungan psikologis. Bersama-sama ikut melestarikan lingkungan dan menciptakan lingkungan lebih hijau untuk masa depan anak cucu kita," tambahnya.

Namun, Tuilan mengakui tiga hambatan utama masih menghantui calon pembeli: ketersediaan dan kecepatan pengisian daya, harga pembelian lebih tinggi, serta kekhawatiran nilai jual kembali.

Vinfast, sebagai pemain baru, mengklaim punya jawaban spesifik untuk ketiganya. Pertama, masalah infrastruktur pengisian. Melalui perusahaan saudara V-Green, Vinfast menargetkan 50.000 titik charging di Indonesia tahun ini. Kerja sama dengan PT Pos Indonesia sudah berjalan.

"Semua mobil Vinfast pakai direct current charging (DC). Dari 10% ke 90% hanya butuh 30 menit. Bandingkan dengan AC charging yang 2.000% lebih lambat," jelas Tuilan.

Kedua, soal harga pembelian. Vinfast menawarkan skema sewa baterai yang bisa mengurangi harga OTR. Salah satu model Vinfast, misalnya, bisa turun harga dari kisaran Rp400 juta menjadi di bawah Rp300 juta. Biaya sewa baterai ditetapkan Rp253.000 per bulan tanpa batas kilometer.

"Saya hobi touring keliling Jawa. Pakai VF3 sebulan penuh, bayar sewanya tetap Rp253.000. Bandingkan dengan sewa baterai motor listrik terkenal yang Rp200.000. Kita cuma sedikit lebih mahal," paparnya.

Ketiga, kekhawatiran nilai harga jual kembali. Vinfast meluncurkan program Resale Value Guarantee. Mobil bekas pemakaian 6 bulan dihargai 90% dari harga awal, dengan syarat tertentu.

"Setelah pakai 6 bulan, mau jual atau ganti mobil Vinfast lain, kita hargai 90%. Tidak perlu takut lagi beli mobil listrik," tegas Tuilan.

Lonjakan 300% penjualan BEV mencerminkan minat besar masyarakat. Solusi atas hambatan klasik seperti yang diusung Vinfast bisa menjadi katalis percepatan adopsi mobil listrik di Indonesia. Dealer baru di Surabaya ini pun menjadi bagian penting perluasan jangkauan merek Vinfast di pasar Tanah Air.
LihatTutupKomentar

Test Drive ke Bukit Jedi, Inilah 4 Poin Keunggulan New Ayla

Iring-iringan wartawan menjajal kemampuan Daihatsu New Ayla Surabaya, Otojatim.com – Setelah menunggu cukup lama sejak peluncurannya, ...

close
harga yamaha nmax turbo