iklan jual beli mobil

Universal Robots Incar Manufaktur Otomotif Indonesia

universal robot indonesia
Foto:istimewa

Jakarta, Otojatim.com - Teknologi robot dapat meningkatkan daya saing industri otomotif Indonesia dalam era Otomotif 4.0. Rasio penggunaan robot di industri manufaktur Indonesia masih rendah, hanya 5 robot per 10 ribu karyawan. Sedangkan pada taraf global telah mencapai 85 robot per 10 ribu karyawan.

Potensi industri otomotif Indonesia yang besar menjadi daya tarik bagi industri robot atau otomasi global. Apalagi dalam implementasi industri 4.0, industri otomotif membutuhkan proses produksi yang lebih efektif dan efisien, supaya bisa memasarkan produk lebih cepat ke pasar.

Baca juga: Lima Jurus Wuling Menjadi Magnet Otomotif di Indonesia

Salah satu pemain robot global yang sedang mengincar pasar Indonesia adalah Universal Robots. Perusahaan teknologi robot asal Denmark ini mulai menyasar pabrikan kendaraan bermotor roda empat di Indonesia, yang terus berevolusi dalam proses produksinya dengan memanfaatkan teknologi.
Kukuh Kumara, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mengakui pabrikan otomotif di Indonesia sudah mengadopsi teknologi robot atau otomasi. Beberapa bagian pekerjaan yang sudah menggunakan robot. Antara lain pengelasan (welding), painting, bodi, dan sebagainya.

Baca juga: 60 Jurnalis Otomotif Bahas Tantangan di Era Disrupsi Pada HUT ke-16 FORWOT 

“Industri otomotif Indonesia makin kompetitif daya saingnya, karena sudah banyak menggunakan teknologi robot. Namun, memang proses adopsinya dilakukan secara bertahap. Karena tetap juga dihitung nilai keekonomiannya saat digunakan dalam satu tahapan produksi kendaraan,” ujar Kukuh dalam diskusi pintar Forum Wartawan Otomotif Indonesia (Forwot) bertajuk Peningkatan Daya Saing Industri Otomotif Indonesia Menuju Era Otomotif 4.0 di Jakarta, Kamis (15/8).

Hadir pula dalam diskusi ini Agus Thajajana, pengamat otomotif yang juga Ketua Persatuan Insinyur Indonesia Bidang Industri Otomotif periode 2015-2018; dan Sakari Kuikka, General Manager Universal Robots (UR). Dalam diskusi rutin ini, hadir pula perwakilan manufaktur otomotif di Indonesia, seperti Daihatsu, Isuzu, Suzuki, Wuling, DSFK, Hino, KTB, dan sebagainya.
forwot us robot
Diskusi FORWOT tentang otomasi global

Menurut Kukuh, industri otomotif Indonesia merupakan salah satu industri strategis di Indonesia. Kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia 2018 mencapai 1,76 persen atau setara Rp 260,9 triliun.

"Industri otomotif juga masuk kelompok 10 besar investasi asing langsung di Indonesia pada 2018 senilai US$ 1 miliar," ujarnya.

Dari sisi penjualan, sejak 2012 hingga 2018, penjualan mobil di Indonesia berada di level satu jutaan unit. Pada tahun ini, Gaikindo memprediksi penjualannya mencapai 1,1 juta unit.

Sakari Kuikka, General Manager Universal Robots, mengatakan potensi pasar Indonesia menjanjikan, karena rasio penggunaan robot di industri manufaktur  Indonesia secara keseluruhan masih rendah. Rasionya, 5 robot per 10 ribu karyawan. Artinya 5 robot dioperasikan oleh 10 ribu karyawan. Sedangkan negara lain rasionya lebih tinggi, seperti Singapura yang memiliki rasio 658 robot per 10 ribu karyawan. Bahkan rata-rata dunia rasio penggunaan robotnya 85 per 10 ribu karyawan.
Syakur Usman (Forwot), Sakari Kuikka (Universal Robot), Agus Thajajana dan Indra Prabowo (Forwot)

"Rasio penggunaan robot Malaysia dan Thailand lebih tinggi dibandingkan Indonesia, yakni 40-50 robot per 10 ribu karyawan. Negara lain, seperti Filipina dan India, berada satu level dengan Indonesia dengan rasio 3-4 robot per 10 ribu karyawan," ujarnya.

Universal Robots memiliki fasilitas produksi di Denmark dengan fasilitas reserch and developmnet (R&D) di Denmark dan Boston, Amerika Serikat.

Sementara, Agus Thajajana, pengamat otomotif,  memaparkan beberapa pabrikan otomotif Indonesia memang sudah memanfaatkan teknologi robot, seperti Daihatsu, Toyota, dan Honda (mobil). Beberapa bagian yang sudah dikerjakan robot, antar lain pengecatan bodi mobil, pemasangan sealer kaca, pengelasan komponen bodi, pemasangan bagian mesin, dan sebagainya.

"Bila harus diproduksi lebih dari 500 unit mobil per hari, untuk menjamin kualitas pekerjaan yang sama, hanya bisa dikerjakan oleh robot," ujar Agus Thajajana yang juga menjadi komisaris di PT Inalum (Persero). 

Kata dia, teknologi robot memiliki manfaat bagi pabrikan otomotif di Tanah Air, seperti produktivitas bertambah, efisiensi sumber daya, peningkatann efisien proses produksi, meningkatkan daya saing, time to market produk lebih cepat, dan meningkatkan profit karena lebih banyak mobil yang masuk ke pasar.
LihatTutupKomentar
close
harga yamaha lexi