ITS Luncurkan Dua Mobil Hemat Energi, Untuk Ajang SEM Asia 2018


Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD, bersama kedua driver mobil Nogogeni dan Sapuangin saat peluncuran dua mobil hemat energi yang akan diikut sertakan dalam ajang SEM Asia 2018 di Singapura. 



Otojatim.com (Surabaya) – Shell Eco Marathon Asia, adalah lomba yang diadakan tiap tahun, untuk mencari mobil ramah lingkungan karya mahasiswa di seluruh Asia. Institut Teknologi Surabaya (ITS) Surabaya kembali memberikan kontribusi nyata untuk mendukung visinya sebagai eco campus, melalui dua mobil kebanggannya, yaitu Nogogeni V dan Sapuangin XI Evo 2.

SEM Asia merupakan kompetisi mobil ramah lingkungan karya mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Asia yang digelar setiap tahunnya.

Dalam kompetisi kali ini, ITS Team Sapuangin mengirimkan satu mobil di kelas Urban Gasoline kategori internal combustion engine (ICE), sedangkan Nogogeni ITS Team mengirim satu mobil di kelas Urban Electric kategori battery electric.

Secara resmi, Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD melakukan peluncuran kedua tim mobil tersebut, Senin (12/2) di Gedung Rektorat ITS.

“Melihat kegigihan kedua tim dan prestasi yang telah diukir baik di tingkat nasional maupun internasional, saya yakin hasilnya akan memuaskan,” ungkap Joni Hermana optimis saat memberikan sambutandi halaman Rektorat ITS.

Sapuangin XI Evo 2 saat melakukan test jalan 



Kedua mobil tersebut rencananya akan lebih dulu dikirimkan ke Singapura melalui jalur laut pada 15 Februari mendatang. Sedangkan anggota tim akan bertolak ke Singapura pada awal Maret 2018 mendatang.

Menurut Faizal Ibrahim, salah satu anggota divisi Engine and Drivetrain Tim Sapuangin, dalam proses pengerjaan mobil ini, tim sempat mengalami beberapa kesulitan. Salah satunya, saat tim Sapuangin harus memutar otak untuk merakit kembali mesinnya. “Kami menggunakan mesin seperti saat KMHE (Kontes Mobil Hemat Energi, red) 2017 yakni engine beat pada kategori mobil hybrid. Namun sayang kalau dilepas, jadi kami rakit ulang dengan memanfaatkan mesin-mesin bekas kondisi bagus,” jelasnya mahasiswa Departemen Teknik Mesin angkatan 2014 ini.

Sapuangin XI Evo 2 yang turun dalam kelas Internal Combustion Engine. Kelas ICE merupakan kelas gabungan dari mobil berbahan bakar Diesel, Bensin, dan Ethanol.

Tahun ini, ITS Team Sapuangin memutuskan untuk turun dengan bahan bakar bensin, setelah sebelumnya menjadi raja di kelas Diesel.

Sejak tahun 2010 Sapuangin telah lebih dulu menjajal Shell Eco Marathon hingga pencapainnya tahun 2017 kemarin.

Tahun ini, ITS membawa misi berat untuk bisa menyabet gelar juara, terutama ITS Team Sapuangin yang ingin meraih kembali gelar juara, yang kemarin sempat lepas. Dengan persiapan yang matang, mulai dari desain mobil, test drive dan improvement-improvement lainnya, Sapuangin mampu bisa mencapai 500 km/liter pada ajang kali ini.

Begitu pula dengan Tim Nogogeni yang ingin meraih gelar juara.  Tidak hanya meraih gelar juara, kedua tim ini bercita-cita untuk bisa lanjut sampai ajang _Drivers’ World Championship_ di London, tahun ini.

Nogogeni V, merupakan mobil yang turun dalam kelas electric di SEM-Asia sejak tahun 2016. Pencapaian terbaik tim Nogogeni V yang dimanajeri oleh Muhammad Adietya ini tidak bisa diragukan lagi.

“Kali ini desain body Nogogeni berbentuk seperti setetes air dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi. Untuk mewujudkannya, kami juga bekerjasama dengan departemen Desain Produk Industri,” ungkap  Muhammad Adietya selaku General Manager Nogogeni yang juga mahasiswa departemen Mesin Industri angkatan 2015.

Setelah even-event yang telah diikuti sejak tahun 2013 di ajang Indonesia Energy Marathon Challenge (IEMC) dan terakhir pada Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) tahun 2017 lalu. Pada KMHE 2017, Nogoneni berhasil meraih banyak penghargaan salah satunya merupakan FDR Award.

LihatTutupKomentar
close
harga yamaha lexi