OTOJATIM - Penulis Hats Off alias angkat topi untuk I Wayan Anom Astika Jaya yang merupakan Ketua Konservasi Penyu Kurma Asih di Pantai Perancak, Jembrana, Bali. Sebab beliau dulunya adalah pemburu penyu, namun saat ini berubah menjadi pelestari penyu.
"Mungkin dulu (seperti itu) karena ketidaktahuan, sekarang Saya pelestari penyu dulunya adalah pemburu," kata I Wayan Anom Astika Jaya yang mempresentasikan diri dan tempat konservasinya pada ajang Gaikindo Jakarta Auto Week 2025 minggu lalu yang juga dihadiri oleh penulis @Arviansyah23.
Tempat konservasi penyu Kurma Asih ini merupakan salah merupakan salah satu dari total 7 konservasi Penyu Binaan Daihatsu yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Alasan Daihatsu sejak dulu selalu mendukung konservasi penyu adalah karena visinya sejalan dengan perusahaan asal Jepang ini.
Konservasi Kurma Asih ini telah berdiri sejak 1997 dengan visi misi untuk terus berperan aktif dalam segala kegiatan penyelamatan populasi penyu dari kepunahaan. Seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya peran penyu bagi keberlanjutan lingkungan laut, Konservasi Binaan Daihatsu ini juga terus menyediakan ruang partisipasi bagi masyarakat untuk terlibat langsung dalam upaya konservasi.
Adapun kegiatan di tempat konservasi Kurma Asih ini meliputi:
- Penyelamatan penyu
- Pemberian edukasi tentang penyu
- Pembersihan pantai
- Perawatan penyu dan tukik
Hal ini juga sebagai wujud komitmen Daihatsu untuk terus berbagi dengan masyarakat Indonesia melalui 4 pilar Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu: Pintar Bersama Daihatsu, Sehat Bersama Daihatsu, Hijau Bersama Daihatsu, dan Sejahtera Bersama Daihatsu.
"Daihatsu terus berkomitmen dan bangga menjadi bagian dalam menjaga keberlangsungan melalui program Penyu untuk Indonesia," kata Ferry Nugroho, Executive Coordinator General Affairs Division di PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
Dirinya pun menambahkan bila Daihatsu telah secara rutin melakukan pelepasliaran tukik (anak penyu). Pada periode Januari hingga Oktober 2025, tercatat sebanyak 43.371 tukik telah dilepaskan di berbagai pantai di Indonesia.
Daihatsu meyakini bahwa keberlanjutan bumi dimulai dari tindakan kecil yang dilakukan bersama. Melalui semangat Hijau Bersama Daihatsu, perusahaan mendorong kolaborasi lintas pihak untuk menjaga keanekaragaman hayati Indonesia tetap terpelihara sejalan dengan tema besar Bersama Sahabat Membangun Negeri.
Selain pelestarian, konservasi penyu binaan Daihatsu juga berfungsi sebagai pusat edukasi yang terbuka bagi sekolah, mahasiswa peneliti, dan wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin belajar tentang proses konservasi penyu.
Penyu memiliki nama ilmiah Chelonioidea merupakan organisme perairan laut dan termasuk binatang purba yang terancam punah. Hewan berjenis reptil laut ini memiliki 7 spesies di dunia, 6 diantaranya berhabitat di Indonesia.
Perubahan iklim, pembangunan industri, serta meningkatnya sampah di laut menyebabkan kehidupan penyu kian terancam. Sehingga, Daihatsu bersama pihak terkait seperti KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan), Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), dan komunitas pelindung penyu untuk menjaga keberlangsungan satwa dilindungi ini sejak 2011.
"Kami ingin menjadikan kegiatan ini sebagai inspirasi untuk berbagi kebahagiaan dan mendorong aksi nyata pelestarian lingkungan bersama masyarakat dan Konservasi Binaan Daihatsu," tambah Ferry nama depan dari Ferry Nugroho.
Sebagai informasi, konservasi Penyu Binaan Daihatsu yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, antara lain:
- Taman Nasional Kepulauan Seribu yang diresmikan pada 2013
- Perancak, Bali (2013)
- Batu Hiu Pangandaran (2015)
- Pasir Jambak, Padang (2017)
- Pantai Binasi, Sibolga (2019)
- Alun utara, Bengkulu (2020)
- Jogosimo, Kebumen (2021)







