OTOJATIM - Sejak lebih dari satu dekade ke belakang di kelas C-Segment Sport Utility Vehicle (SUV), nama Tucson menurut penulis memang layak banget dijadikan sebagai kuda hitam alias penantang yang underrated. Sebab ia memiliki senjata yang tak dimiliki oleh rivalnya.
Sedikit melihat refleksi ke belakang, dulu Hyundai Tucson masuk ke Indonesia tahun 2005 langsung bisa menggebrak dengan tagline 'Shift The Tucson Way'. Bukan tanpa sebab, Tucson generasi pertama dilengkapi transmisi tiptronik yang mana itu jadi sesuatu yang wah di masanya.
Fitur itu menjadi suatu pembeda signifikan di masanya yang tak dimiliki oleh rival sekelasnya seperti Ford Escape, Suzuki Grand Vitara, Nissan X-Trail, hingga Honda CR-V. Walau untuk menyoal penjualan ya memang Tucson belum bisa sedigdaya market leader di kelasnya saat itu yakni CR-V.
Nah, kini Hyundai Tucson generasi keempat hadir di Indonesia dengan sesuatu yang tak dimiliki oleh rival-rivalnya asal Jepang. Ada sih kompetitor C-Segment lain asal Tiongkok yang dibekali dengan teknologi mirip-mirip, tapi untuk kali ini Saya belum mau membandingkannya sebab personally reason Saya masih ragu akan durabilitasnya. So fokus ke Jepangan atau sekalian Eropa saja ya.
"Demand Tucson (sebenarnya) tidak terlalu besar di Indonesia, tapi sangat populer di pasar global. Kami percaya masa depan di Indonesia akan berubah mengenai pemilihan mobil, gen Z lebih memilih untuk memiliki mobil yang disukai dan penuh dengan teknologi," kata Ju Hun Lee, President Director PT. HMID ke @Arviansyah23, saat Saya temui di Hotel Pullman dekat Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat tahun lalu.
Teknologi mesin berkode Smartstream G1.6T-GDi Hybrid ini menurut Saya merupakan langkah cerdas dari Hyundai untuk menggabungkan antara efisiensi tinggi dengan performa memukau. Mesin yang serupa dengan yang dipakai pada Hyundai All-new Santa Fe ini diletakkan pada bodi yang ukurannya lebih kompak, walhasil performanya garang!
Contoh dari uji akselerasi, dari alat berbasis GPS dengan kemampuan baca 10 data per detik dari diam ke angka 100 km/jam saat kondisi aspal agak-agak basah tembus 8,4 detik. Tapi saat aspal mengering dan traksi ban NEXEN Roadian GTX asal Korea Selatan dengan ukuran 235/55R19 ini mendapatkan traksi lebih baik, catatan waktunya mampu dipertajam ke angka 7,4 detik! Luar biasa untuk di kelasnya.
Tak hanya piawai berlari di jalan lurus, saat menghadapi tikungan yang cukup cepat bodi mobil ini tak terasa terlalu banyak body roll. Ini mengejutkan, sebab bantingan suspensi mobil ini terasa lembut menyerap beragam getaran dari permukaan jalan. Pun demikian dengan feedback serta bobot setirnya yang pas, Anda akan mudah terinformasi kondisi permukaan jalan hanya dari setirnya. Eh iya baru inget, kan Hyundai ikut World Rally Championship bisa saja 'ilmu' WRC diturunkan ke setup suspensi mobil ini.
Saat hendak berhenti, keempat rem cakram di Hyundai Tucson Hybrid ini juga mampu menghentikan laju mobil dengan baik, plus injakan pedal remnya (feel stroke) enak selayaknya mobil Eropa. Maklum saja rem depan di Tucson varian Hybrid ini 17 inchi - lebih besar 1 inchi dari Tucson varian non Hybrid alias Gasoline. Jadi setelah melaju kencang jangan khawatir saat hendak mengerem keras. Aman!
Kedinamisan berkendara juga positif berkat mesin berteknologi Turbo-Hybrid ini juga memiliki potensi baik untuk kehematannya. Sebab motor listrik dengan tenaga 47,7 KW dan torsi 264 NM yang disokong dari baterai 1,49 kW membuat saat mobil berjalan lambat hingga sedang bisa menggunakan dua komponen tersebut yang menyalurkan tenaganya ke dua roda depan.
Alhasil kehematan mobil ini bisa diacungi jempol. Di dalam kota dengan kecepatan rata-rata 22 km/jam ia mampu mencatat 18 hingga 20 km/l. Sementara saat melaju di jalan tol dengan average speed 90 km/jam 1 liter bahan bakar oktan 95-nya bisa membawanya jalan sejauh 18,5 hingga 19 kilometer. Kedua data tersebut Saya ambil masing-masing dengan jarak minimal 150 kilometer (total 500-an KM).
Memang belum seirit rivalnya yakni Toyota Corolla Cross Hybrid yang di dalam kota bisa 'bermain' di angka 23 hingga 26 km/l dengan metode pengujian dan rute yang sama. Tapi karena sistem Regenerative Brake mobil ini bagus, maka mesin bensin 4-silinder 1.600 cc Turbo di balik bonnet akan jarang menyala, sehingga mobil tetap hemat bahan bakar.
Masih membahas soal Regenerative Brake, saat di driving mode ECO terdapat 7 preset Regenerative Brake yang dapat diatur dari Paddle Shift Tucson generasi keempat ini. Yaitu Lv (Level) 1, Lv2, Lv3, Auto1, Auto2, Auto3 dan full Auto. Saran penulis, ketika hendak ingin berkendara dengan kehematan maksimum atur di mode full Auto saja.
Di mode full Auto, mobil dapat secara otomatis mengurangi kecepatan saat sistem radar mendeteksi ada kendaraan di depan. Jadi Anda tinggal angkat pedal akselerator saja tanpa menginjak pedal rem, mobil akan mengurangi kecepatan cukup signifikan sehingga proses deselerasi menjadi lebih mulus. O ya Paddle Shift ini juga akan berfungsi sebagai pemindah gigi saat Anda berkendara di mode SPORT.
Nyetir mobil ini juga bisa santai kalau ke luar kota, hal itu karena Hyundai All-new Tucson Hybrid 2025 ini dilengkapi dengan 12 fitur Hyundai SmartSense yang terdiri dari:
- Blind-Spot Collision-Avoidance Assist (BCA)
- Blind-Spot View Monitor (BVM)
- Driver Attention Warning (DAW) - including Leading Vehicle Departure Alert (LVDA)
- Forward Collision-Avoidance Assist (FCA) - including Car/Pedestrian/Cyclist Detection + Junction Turning + Direct Oncoming
- Lane Following Assist (LFA)
- Lane Keeping Assist - Line/Road-Edge (LKA-L/R)
- Parking Collision-Avoidance Assist - Reverse (PCA-R)
- Rear Cross-Traffic Collision-Avoidance Assist (RCCA)
- Rear Occupation Alert (ROA) - w/o sensor
- Safe Exit Warning (SEW)
- Smart Cruise Control (SCC), including Stop & Go function (SCC w/ S&G)
- Surround View Monitor (SVM) - with dynamic parking guidelines, including 3D Surround View function + Driving Rear-View Monitor (DRM) function
Lima penumpang plus barang enggak dapat dengan mudah terakomodir di SUV dengan harga jual Rp766.600.000. Sebab headroom luas dan ruang penyimpanan baik terbuka maupun tertutup tersebar di seluruh area kabin mobil ini. Dan yang patut diapresiasi adalah masih tersedianya ban cadangan, bukan mengandalkan Tire Repair Kit atau Tire Inflator semata, ini pas buat orang yang suka bertualang sebab kerusakan ban di jalanan random seperti Indonesia ini sulit diprediksi.
Sound System lansiran BOSE di jalan pun memanjakan telinga. Alunan musik terdengar jernih dan merdu, suara dentuman bas juga terasa kuat tanpa membuat suara vokal penyanyi idola kekinian kesukaan Saya seperti Ardhito Pramono maupun Diskoria, Adele, hingga MLTR (Michael Learns To Rock). Enggak ada komplain soal audio ini.
Namun demikian ada beberapa hal yang bisa dibuat lebih baik lagi. Menurut Saya sebagai penguji mobil, All-new Tucson Hybrid ini bisa lebih baik lagi kehematannya bila tuning sinergi antara motor bakar dengan motor listrik + baterainya bisa dibuat lebih hemat lagi. Sehingga Tucson Hybrid bisa lebih hemat dalam mengolah bahan bakar.
Kendati demikian harus diakui PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) seharusnya bisa menjual mobil ini dengan harga yang lebih rendah lagi, apalagi warna Pine Matte Gray ini harus nambah Rp3,5 juta dari harga dasar Rp766.6 juta (harga On-The Road DKI Jakarta). Sekadar info harga ini sudah mepet-mepet Hyundai All-new Santa Fe yang notabone satu kelas di atas Tucson (Santa Fe D-Segment SUV).
Kesimpulan
So, This is Car for You? Bila Anda mencari sebuah mobil SUV C-Segment yang balance di segala sisi baik performa, kehematan bahan bakar, hingga rasa ekslusif saat menggunakannya di jalan maka Hyundai All-new Tucson Turbo Hybrid ini pas untuk Anda. Saya @Arviansyah23 selaku Test Driver sangat merekomendasikan mobil ini dibandingkan dengan kompetitor sekelas lainnya.












