OTOJATIM - Build Your Dreams (BYD) memang seperti tak henti-hentinya ingin mengejutkan konsumen mobil di Tanah Air. Terakhir adalah di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 lalu dengan meluncurkan BYD Atto 1 yang juga sudah penulis coba untuk media yang sedang Anda baca ini. Kini saatnya penulis mencoba BYD Sealion 7.
BYD Sealion 7 hadir sebagai Sport Utility Vehicle (SUV) keren yang diplot untuk bersaing di kelasnya, dan siap menantang pesaingnya asal Korea Selatan seperti Hyundai IONIQ 5, KIA EV6, dari negeri Sakura yakni Toyota bZ4X dan juga pendatang baru yang di GIIAS 2025 kemarin baru diluncurkan asal perusahaan Vietnam yakni VinFast VF7.
Big Thanks! Buat BYD ARISTA Kalimalang yang sudah menyiapkan satu unit mobil BYD Sealion 7 Performance 2025 untuk penulis coba. BYD ARISTA Kalimalang adalah diler BYD 3 S (Sales, Service, Sparepart) yang ada di Jl. Raya Kalimalang No. 38. Diler tersebut bisa merawat mobil BYD kesayangan Anda, apalagi ARISTA punya jaringan diler 3S BYD terluas se-Indonesia.
Saat dicoba di jalan terasa penulis yang biasa mengemudikan mobil ICE (Internal Combustion Engine) maupun mobil listrik Hyundai IONIQ 5 tak merasa kesulitan beradaptasi dengan mobil ini. Letak tombol-tombolnya tetap familiar, karena BYD ini berkiblat ke mobil-mobil Eropa selayaknya Hyundai. Bedanya untuk beberapa fitur dimasukkan ke layar 15,6 inch yang bisa berotasi 90 derajat itu.
Langsung saja kunci saya kantungi setelah sebelumnya bertemu dengan tim PR ARISTA Group di BYD ARISTA Kalimalang pada pagi hari. Penulis pun bisa menguji coba mobilnya. Rute pengujian minimum 150 kilometer pun dicanangkan. Pertama saya tes akselerasi terlebih dahulu di tol Becakayu arah Bekasi yang relatif sepi.
Tes menggunakan alat berbasis GPS (Global Positiong System) dengan kemampuan membaca 10 data per detik. Hasilnya mencengangkan, ternyata klaim BYD terhadap Sealion 7 Performance dari 0-100 km/jam secepat 4,5 detik tidak terbukti, melainkan lebih kencang yakni 4,3 detik! Wah harusnya emblem 4.5 di buritan diganti dengan 4.3 dong. Hahaha...
Kenyamanan mobil ini juga oke, walau terasa bantingan suspensinya tak selembut BYD Seal Performance yang juga pernah saya coba. Tapi melewati speed trap menurut saya bantingan suspensinya masih moderat. Malah menurut penulis karakter SUV itu memang seharusnya suspensinya sedikit lebih keras, agar tetap tangguh ketika diisi beban penuh maupun melewati variasi jalan yang lebih beragam.
Yang bikin penulis sebagai Test Driver takjub adalah handlingnya. Karena sangat gesit untuk ukuran SUV sebesar ini. Sebagai informasi BYD Sealion 7 Performance ini memiliki dimensi panjang 4.830 mm, lebar 1.925 mm dan tinggi 1.620 mm. Serta, oke dia sudah berpenggerak semua roda karena varian Performance yang punya tenaga 390 KW (522,8 HP) dan torsi 690 NM ini All-Wheel Drive.
Namun ternyata kombinasi antara Advanced Suspension (Double-wishbone di depan dan Multi-link di belakang) berpadu sempurna dengan sistem iTAC (intelligent Torque Adaptive Control) mampu membuat pengendalian mobil ini kian memukau. Di samping dia memang pakai ban Michelin Pilot Sport 4 EV dengan ukuran 245/45R20 yang memang punya grip baik dan traksi optimum.
Soal kenyamanan juga patut diacungi jempol, duduk di depan maupun belakang legroom dan headroom terasa lega. Padahal mobil ini menggunakan Electronic Panoramic Roof yang seharusnya agak menyita tempat, oleh karena harus ada mekanisme rel untuk buka-tutup tirainya. Selain itu kursinya juga empuk diduduki serta nyaman ketika diajak jalan di atas 100 kilometer.
Sebagai informasi tambahan, banyak dari mobil listrik Tiongkok yang sudah penulis coba untuk jalan jauh di atas 100 kilometer sekali perjalanan. Hasilnya memang awalnya kursi terasa nyaman karena busanya empuk, namun lama kelamaan badan menjadi pegal oleh karena ergonomisnya tidak tercapai. Tapi beda dengan BYD Sealion 7 Performance ini, kursinya nyaman!
Desain bodi Sealion 7 Performance juga sedap dipandang mata. Mau dilihat dari depan, samping, hingga belakang saya rasa ngga ada gagalnya ini mobil. Belum lagi bodi yang aerodinamis karena memiliki nilai hambatan angin (Coefficient of Drag) hanya 0,28 yang mana itu setara Super Car membuat ia cukup efisien dalam mengolah energi listrik.
Bicara soal konsumsi energi listrik, ketika saya uji di dalam kota dengan kecepatan rata-rata 22 km/jam 1 kWh mobil ini bisa jalan sekitar 6,6 kilometer. Untuk konsumsi energi di tol penulis tidak sempat melakukan pengujian mengingat keterbatasan waktu peminjaman mobil ini. Berarti dengan baterai berteknologi blade dengan kapasitas 82,56 kWh terisi penuh, secara teori dapat membawa mobil berjalan 544,8 kilometer.
Sebenarnya hasil tersebut bisa lebih oke jika Energy Recuperation (Performa Regenerative Brake serta kawan-kawannya) dan kemampuan menangkap energi mobil yang terbuang dari hasil deselerasi baik saat menginjak pedal rem maupun hanya sekadar mengangkat pedal akselerasi lebih baik. Seperti contoh Hyundai IONIQ 5 Long Range Signature penulis yang klaimnya hanya 451 kilometer tapi nyatanya mampu berjalan lebih dari 520 kilometer. Itu dikarenakan Energy Recuperation mobilnya demikian baik. Sayangnya Sealion 7 Performance ini belum sebaik IONIQ 5 dalam hal itu.
Pun demikian dengan beberapa tombol pengatur fitur yang seharusnya tidak dimasukkan ke dalam layar multifungsi di tengah tersebut contohnya pengaturan AC dan jok. Oleh karena mengganggu konsentrasi saat hendak diatur sembari berjalan. Begitu juga soal visibilitas ke belakang baiknya kaca belakang memiliki wiper dan kalau bisa dibesarkan lagi ukuran kacanya. Meski demikian, penulis sangat terhibur dengan adanya Dynaudio racikan Denmark yang punya 12 speaker membuat reproduksi suara merdu sepanjang perjalanan.