OTOJATIM - PT PLN (Persero) mempercepat pengembangan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) melalui kolaborasi dengan enam mitra strategis. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pada Rabu (21/5/2025) ini diharapkan memberikan dampak langsung bagi pengguna mobil listrik, mulai dari akses pengisian daya yang lebih luas, layanan inovatif, hingga efisiensi biaya operasional.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa perluasan SPKLU menjadi solusi utama mengatasi kekhawatiran pengguna mobil listrik. “Keandalan dan kemudahan akses SPKLU adalah kunci meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. Ini akan mengurangi hambatan praktis yang sering menjadi kekhawatiran pengguna,” ujar Darmawan di Jakarta.
Kolaborasi dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), PT Elnusa Tbk, dan PT Wirani Sons memungkinkan PLN membangun SPKLU di lokasi strategis seperti jalan tol, pusat kota, dan kawasan bisnis. Dengan ini, pengguna mobil listrik tak perlu lagi khawatir kehabisan daya saat bepergian jarak jauh.
Direktur Retail dan Niaga PLN, Edi Srimulyanti, menyebut sinergi dengan perguruan tinggi seperti UGM dan UNPAD akan mendorong inovasi layanan SPKLU. “Kami mengembangkan teknologi seperti sistem reservasi online dan integrasi pembayaran digital untuk memudahkan pengguna mengakses SPKLU. Tujuannya, pengisian daya jadi lebih efisien dan hemat waktu,” jelas Edi.
Selain itu, kerja sama dengan International Council on Clean Transportation (ICCT) akan mengadopsi standar global dalam layanan SPKLU. Hal ini menjamin kualitas infrastruktur setara dengan negara lain, sehingga pengguna mobil listrik di Indonesia mendapat pengalaman serupa dengan pengguna di pasar EV maju.
Bagi pemilik mobil listrik, perluasan SPKLU juga berpotensi menekan biaya perjalanan. Jarak antar-SPKLU yang semakin dekat mengurangi kebutuhan energi untuk mencari stasiun pengisian. PLN juga sedang mengkaji skema tarif yang lebih kompetitif melalui studi bersama mitra. “Kami ingin biaya pengisian daya tetap terjangkau, sehingga kepemilikan mobil listrik semakin ekonomis,” tambah Edi.
Saat ini, PLN telah mengoperasikan lebih dari 600 SPKLU di seluruh Indonesia. Dengan tambahan enam mitra, perusahaan menargetkan rasio SPKLU mencapai 1:40 untuk setiap mobil listrik pada 2030. Artinya, setiap 40 kendaraan listrik akan didukung satu SPKLU, memastikan ketersediaan infrastruktur sejalan dengan pertumbuhan pengguna.
Dari sisi lingkungan, peningkatan SPKLU mendorong percepatan transisi energi. Setiap mobil listrik yang menggantikan kendaraan konvensional dapat mengurangi emisi CO2 hingga 12 ton per tahun. PLN memproyeksikan, adopsi massal EV akan berkontribusi signifikan pada target Net Zero Emissions 2060.
“Dukungan mitra strategis ini mempercepat terwujudnya ekosistem kendaraan listrik yang inklusif. Masyarakat tidak hanya mendapat infrastruktur, tetapi juga layanan yang memudahkan hidup,” tutup Darmawan.
![]() |
Perluasan SPKLU PLN untuk Kemudahan Pengguna Mobil Listrik |
Kolaborasi dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), PT Elnusa Tbk, dan PT Wirani Sons memungkinkan PLN membangun SPKLU di lokasi strategis seperti jalan tol, pusat kota, dan kawasan bisnis. Dengan ini, pengguna mobil listrik tak perlu lagi khawatir kehabisan daya saat bepergian jarak jauh.
Direktur Retail dan Niaga PLN, Edi Srimulyanti, menyebut sinergi dengan perguruan tinggi seperti UGM dan UNPAD akan mendorong inovasi layanan SPKLU. “Kami mengembangkan teknologi seperti sistem reservasi online dan integrasi pembayaran digital untuk memudahkan pengguna mengakses SPKLU. Tujuannya, pengisian daya jadi lebih efisien dan hemat waktu,” jelas Edi.
Selain itu, kerja sama dengan International Council on Clean Transportation (ICCT) akan mengadopsi standar global dalam layanan SPKLU. Hal ini menjamin kualitas infrastruktur setara dengan negara lain, sehingga pengguna mobil listrik di Indonesia mendapat pengalaman serupa dengan pengguna di pasar EV maju.
Bagi pemilik mobil listrik, perluasan SPKLU juga berpotensi menekan biaya perjalanan. Jarak antar-SPKLU yang semakin dekat mengurangi kebutuhan energi untuk mencari stasiun pengisian. PLN juga sedang mengkaji skema tarif yang lebih kompetitif melalui studi bersama mitra. “Kami ingin biaya pengisian daya tetap terjangkau, sehingga kepemilikan mobil listrik semakin ekonomis,” tambah Edi.
Saat ini, PLN telah mengoperasikan lebih dari 600 SPKLU di seluruh Indonesia. Dengan tambahan enam mitra, perusahaan menargetkan rasio SPKLU mencapai 1:40 untuk setiap mobil listrik pada 2030. Artinya, setiap 40 kendaraan listrik akan didukung satu SPKLU, memastikan ketersediaan infrastruktur sejalan dengan pertumbuhan pengguna.
Dari sisi lingkungan, peningkatan SPKLU mendorong percepatan transisi energi. Setiap mobil listrik yang menggantikan kendaraan konvensional dapat mengurangi emisi CO2 hingga 12 ton per tahun. PLN memproyeksikan, adopsi massal EV akan berkontribusi signifikan pada target Net Zero Emissions 2060.
“Dukungan mitra strategis ini mempercepat terwujudnya ekosistem kendaraan listrik yang inklusif. Masyarakat tidak hanya mendapat infrastruktur, tetapi juga layanan yang memudahkan hidup,” tutup Darmawan.