26 Kendaraan Hemat Energi Karya Indonesia Ikuti Lomba Shell Eco Marathon di Sirkuit Sepang

Aceh, Otojatim.com - Shell Indonesia melakukan acara pelepasan peserta Shell Eco-marathon Asian 2019 secara simbolis di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh pada Kamis (25/4).  Pelepasan Tim Malem Diwa Urban dari Universitas Syiah Kuala, Aceh yang mengusung mobil Malem Diwa R-20 dilakukan oleh Presiden Direktur Shell Indonesia Darwin Silalahi dan Rektor Universitas Syiah Kuala, Aceh Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.

shell eco marathon
Tahun ini, sebanyak 26 tim mahasiswa Indonesia yang mewakili 20 perguruan tinggi di 8 provinsi akan berkompetisi di ajang Shell Eco-marathon (SEM) pada Make the Future Live Asia 2019 yang diadakan pada tanggal 29 April – 02 Mei 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia. Dengan mengusung 26 kendaraan futuristik yang dirancang dan dibangun sendiri, tim-tim mahasiswa akan berlaga di lintasan balap untuk meraih gelar kendaraan yang paling hemat energi dengan menggunakan berbagai sumber energi seperti  bensin, baterai elektrik, diesel/solar, etanol dan hidrogen.
Shell Eco Marathon

Dalam sambutannya pada acara pelepasan peserta Shell Eco-marathon Asia 2019, Presiden Direktur Shell Indonesia Darwin Silalahi mengatakan “Kami menyambut antusiasme dari berbagai perguruan tinggi dalam memberikan dukungan kepada mahasiswa-mahasiswa mereka untuk melakukan inovasi dalam pembuatan kendaraan hemat energi. Dalam sepuluh tahun terakhir, Shell Eco-marathon Asia telah menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk merealisasikan impian inovasi di bidang mobilitas dan efisiensi/diversifikasi energi  serta berkompetisi di ajang internasional. Kami sangat bangga dengan partisipasi yang semakin meluas dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta dari Sabang sampai Merauke dan menjadikan Shell Eco-marathon Asia sebagai platform bersama membangun solusi dalam menjawab tantangan energi di masa depan.”

Sejak pertama kali ajang Shell Eco-marathon Asia diadakan di 2010, tim mahasiswa Indonesia selalu berpartisipasi dan menunjukkan prestasi di ajang tersebut. Tahun ini, tim mahasiswa Indonesia yang akan berpartisipasi di ajang SEM Asia 2019 hadir tak hanya dari perguruan tinggi negeri tetapi juga dari perguruan tinggi swasta yang ada di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., Rektor Universitas Syiah Kuala, Aceh mengatakan, “Shell secara konsisten, melalui Shell Eco-marathon (SEM), telah memberi ruang dan kesempatan kepada generasi muda di seluruh dunia, termasuk untuk Indonesia dan khususnya di Aceh, untuk berinovasi di bidang teknologi dan mengasah kemampuan manajemen organisasi. SEM menjadi wadah bagi anak-anak muda Universitas Syiah Kuala, untuk turut berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan yang lebih luas  serta membangun karakter inovasi melalui berbagai proses yang mereka jalani dalam mengembangkan mobil hemat energi dan mengikuti kompetisi internasional.“

Tahun ini, Malaysia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan acara Make the Future Live, sebuah  platform unik yang mendorong diskusi, kolaborasi dan inovasi  menuju masa depan energi rendah karbon.

Shell Eco-marathon Asia akan menjadi sorotan utama festival yang merupakan bagian dari acara Make the Future Live. Diselenggarakan di Sirkuit Internasional Sepang, Kuala Lumpur, kompetisi Shell Eco-marathon Asia kembali ke tempat ajang ini digelar pertama kalinya pada tahun 2010 dan merayakan tahun ke-sepuluhnya dalam menantang pemikiran para pelajar/mahasiswa untuk merancang, membangun mobil hemat energi dan kemudian mengujinya di arena balap.

Tahun ini, lebih dari 100 tim pelajar/mahasiswa di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah akan berkumpul bersama menampilkan inovasi mobil ultra-efisien dan hemat energi. Para peserta harus melintasi Sirkuit Internasional Sepang yang ikonik untuk melihat  mobil mana yang dapat menempuh jarak terjauh dengan konsumsi energi paling sedikit.


Beberapa tim mahasiswa yang kembali berpartisipasi di ajang SEM Asia 2019 antara lain Tim Malem Diwa Urban dari Universitas Syiah Kuala yang mengusung kendaraan UrbanConcept dengan bahan bakar baterai listrik. Sementara Tim ITS Team 2 dan Team 5 juga kembali berpartisipasi dengan masing-masing mengusung mobil Urban Concept berbahan bakar bensin dan hidrogen.

Tahun lalu Tim ITS Team 2 berhasil menjadi juara kedua  SEM Asia 2018. Dan Universitas Gadjah Mada juga kembali mengirimkan tim Semar Urban UGM, yang tahun lalu sukses dinobatkan sebagai pemenang pertama mobil tercepat dan terhemat se-Asia di ajang SEM Asia 2018 serta  berhak melaju ke ajang Drivers’ World Championship di kota London pada Juli tahun lalu.

Adapun tim-tim yang baru pertama kali berpartisipasi di ajang ini antara lain adalah Patriot Team dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta yang mengusung mobil UrbanConcept berbahan bakar bensin dan juga tim D’Base Team dari Universitas Bina Nusantara, Tangerang dengan mobil Prototype berbahan bakar bensin.

Hekal Ambia, manager Tim Malem Diwa mengatakan “Belajar dari kompetisi sebelumnya, kami melakukan beberapa perubahan untuk meningkatkan performa kendaraan agar tim kami dapat mencapai target capaian yang lebih baik dari tahun lalu,  kami berharap dengan hadir di Sirkuit Internasional Sepang kami bisa mendapatkan pengalaman balap yang nyata, menjadikannya trek yang menantang untuk menguji inovasi yang telah kami persiapkan selama berbulan-bulan.”

Tim pemenang SEM Asia 2019 juga akan berkesempatan untuk berlaga di Drivers’ World Championship yaitu sebuah ajang kompetisi yang memadukan antara tingkat efisiensi energi kendaraan, kecepatan, keahlian mengemudi/berkendara dan strategi pengemudi di lintasan balap untuk menentukan siapa yang tercepat mencapai garis finish dengan konsumsi bahan bakar paling efisien.

Tahun lalu, tiga tim dari Indonesia berhasil menjadi juara dalam kompetisi Shell Eco-marathon Drivers’ World Championship Asia dengan tim ITS 2 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember menjadi juara pertama dalam ajang Global Final Drivers’ World Championship di London.
LihatTutupKomentar
close
harga yamaha lexi