Selasa, 29 Juli 2025
OTOJATIM - Rutinitas mengantar anak ke sekolah dengan sepeda motor menjadi pemandangan biasa setiap pagi, terutama setelah masa libur panjang. Namun, di balik kepraktisan itu, tersimpan kebutuhan mendalam untuk memastikan tiap perjalanan aman dan nyaman bagi buah hati. Perihal ini kembali mendapat perhatian, seiring peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh setiap Juli, menyerukan kepedulian bersama akan keselamatan generasi mendatang di jalan raya.
PT Mitra Pinasthika Mulia (MPM Honda Jatim), sebagai distributor sepeda motor Honda untuk wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur, mengajak orang tua untuk menilik kembali cara membonceng anak. Ada beberapa hal utama yang perlu diperhatikan demi mewujudkan perjalanan tanpa risiko.
Kesiapan Pengendara dan Pembonceng: Prioritas Perlengkapan
Keselamatan di jalan raya berlaku bagi semua pihak. Baik pengendara maupun anak yang dibonceng, keduanya menghadapi risiko yang sama. Oleh karena itu, penggunaan perlengkapan standar menjadi tidak bisa ditawar. Helm berstandar SNI wajib dikenakan, bukan hanya oleh pengendara, melainkan juga oleh si kecil.
Selain helm, jaket yang melindungi tubuh dari terpaan angin dan benturan, sarung tangan, celana panjang, serta sepatu tertutup juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perlengkapan berkendara yang ideal. Dengan perlengkapan lengkap, tingkat perlindungan akan meningkat signifikan, mengurangi potensi cedera jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Posisi Duduk Anak yang Benar: Kendali Optimal
Posisi duduk anak saat dibonceng seringkali luput dari perhatian. Anak sebaiknya duduk tepat di belakang pengendara, dengan posisi lurus dan rapat ke tubuh orang tua. Posisi ini memungkinkan anak untuk berpegangan erat pada pengendara, menciptakan ikatan yang stabil antara anak dan sepeda motor.
Sangat tidak dianjurkan membonceng anak di bagian depan. Selain membahayakan keselamatan anak secara langsung, posisi ini dapat mengganggu kendali sepeda motor dan membatasi pandangan pengemudi. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya insiden di jalan.
Kesiapan Fisik Anak: Kriteria Penting Sebelum Berkendara
Tidak semua anak siap untuk dibonceng sepeda motor. Ada kriteria tertentu yang perlu diperhatikan orang tua. Pastikan anak sudah cukup besar untuk dapat berpegangan kuat pada tubuh pengendara atau menggunakan sabuk pembonceng. Kaki anak juga harus bisa menapak pada pijakan kaki pembonceng dengan stabil.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah kemampuan anak untuk duduk tenang dan tidak banyak bergerak atau memainkan kaki selama perjalanan. Anak yang gelisah atau tidak bisa duduk diam dapat mengganggu konsentrasi pengendara dan menyebabkan ketidakseimbangan.
Perencanaan Perjalanan: Atur Kecepatan, Waktu, Rute, dan Jarak
Daya tahan tubuh anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu, pengaturan perjalanan perlu dilakukan dengan lebih cermat. Berangkat lebih pagi dapat menjadi solusi untuk menghindari terik matahari dan kemacetan yang melelahkan. Pemilihan rute perjalanan juga perlu dipertimbangkan; pilihlah jalan yang aman dan tidak terlalu padat.
Sesuaikan pula jarak tempuh agar tidak terlalu panjang dan membuat anak kelelahan. Terakhir, perhatikan kecepatan berkendara. Mengendarai sepeda motor dengan halus, menghindari akselerasi atau pengereman mendadak, akan mencegah anak kehilangan keseimbangan dan membuat perjalanan terasa lebih nyaman.
Suhari, selaku Marketing Communication & Development Division Head MPM Honda Jatim, menekankan pentingnya hal ini. "Keselamatan anak dimulai dari lingkungan sekitar seperti rumah," ujarnya. "Momentum Hari Anak Nasional ini menjadi pengingat bahwa keselamatan anak di jalan adalah tanggung jawab bersama. Untuk itu, selalu prioritaskan keamanan saat berkendara di jalan."
Setiap upaya, sekecil apa pun, berkontribusi pada perlindungan anak-anak kita. Membonceng anak dengan aman bukan sekadar aturan, melainkan sebuah bentuk kepedulian yang perlu terus dihidupkan dalam setiap perjalanan.
 |
| Memastikan keamanan dan kenyamanan anak saat dibonceng sepeda motor adalah hal mendasar. |
Kesiapan Pengendara dan Pembonceng: Prioritas Perlengkapan
Keselamatan di jalan raya berlaku bagi semua pihak. Baik pengendara maupun anak yang dibonceng, keduanya menghadapi risiko yang sama. Oleh karena itu, penggunaan perlengkapan standar menjadi tidak bisa ditawar. Helm berstandar SNI wajib dikenakan, bukan hanya oleh pengendara, melainkan juga oleh si kecil.
Selain helm, jaket yang melindungi tubuh dari terpaan angin dan benturan, sarung tangan, celana panjang, serta sepatu tertutup juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perlengkapan berkendara yang ideal. Dengan perlengkapan lengkap, tingkat perlindungan akan meningkat signifikan, mengurangi potensi cedera jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Posisi Duduk Anak yang Benar: Kendali Optimal
Posisi duduk anak saat dibonceng seringkali luput dari perhatian. Anak sebaiknya duduk tepat di belakang pengendara, dengan posisi lurus dan rapat ke tubuh orang tua. Posisi ini memungkinkan anak untuk berpegangan erat pada pengendara, menciptakan ikatan yang stabil antara anak dan sepeda motor.
Sangat tidak dianjurkan membonceng anak di bagian depan. Selain membahayakan keselamatan anak secara langsung, posisi ini dapat mengganggu kendali sepeda motor dan membatasi pandangan pengemudi. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya insiden di jalan.
Kesiapan Fisik Anak: Kriteria Penting Sebelum Berkendara
Tidak semua anak siap untuk dibonceng sepeda motor. Ada kriteria tertentu yang perlu diperhatikan orang tua. Pastikan anak sudah cukup besar untuk dapat berpegangan kuat pada tubuh pengendara atau menggunakan sabuk pembonceng. Kaki anak juga harus bisa menapak pada pijakan kaki pembonceng dengan stabil.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah kemampuan anak untuk duduk tenang dan tidak banyak bergerak atau memainkan kaki selama perjalanan. Anak yang gelisah atau tidak bisa duduk diam dapat mengganggu konsentrasi pengendara dan menyebabkan ketidakseimbangan.
Perencanaan Perjalanan: Atur Kecepatan, Waktu, Rute, dan Jarak
Daya tahan tubuh anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu, pengaturan perjalanan perlu dilakukan dengan lebih cermat. Berangkat lebih pagi dapat menjadi solusi untuk menghindari terik matahari dan kemacetan yang melelahkan. Pemilihan rute perjalanan juga perlu dipertimbangkan; pilihlah jalan yang aman dan tidak terlalu padat.
Sesuaikan pula jarak tempuh agar tidak terlalu panjang dan membuat anak kelelahan. Terakhir, perhatikan kecepatan berkendara. Mengendarai sepeda motor dengan halus, menghindari akselerasi atau pengereman mendadak, akan mencegah anak kehilangan keseimbangan dan membuat perjalanan terasa lebih nyaman.
Suhari, selaku Marketing Communication & Development Division Head MPM Honda Jatim, menekankan pentingnya hal ini. "Keselamatan anak dimulai dari lingkungan sekitar seperti rumah," ujarnya. "Momentum Hari Anak Nasional ini menjadi pengingat bahwa keselamatan anak di jalan adalah tanggung jawab bersama. Untuk itu, selalu prioritaskan keamanan saat berkendara di jalan."
Setiap upaya, sekecil apa pun, berkontribusi pada perlindungan anak-anak kita. Membonceng anak dengan aman bukan sekadar aturan, melainkan sebuah bentuk kepedulian yang perlu terus dihidupkan dalam setiap perjalanan.
